kesusahan dan kecemasan beriringan bersama kegembiraan dan harapan akan sesuatu yang lebih baik. harapan selalu ada, namun saya ingin menulis ketakutan, semoga saya juga nantinya bisa menulis tentang harapan.
ketakutan, ada di mana-mana. para gadis berjalan dengan pakain yang menarik untuk dilihat, dari dulu Hobbes telah megatakan homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi yang lain, maka pertempuran dan peperangan adalah keadaan nature nya. mungkin kita bisa mengkritik Hobbes dengan mengatakan, ia terlalu mereduksi manusia hanya pada salah satu aspeknya saja yakni ketakutannya, ia tidak melihat sifat sosial, homo homini socius.
Fransiskus Asisi mengatakan ketakutan terbesar manusia seharusnya ialah bahwa ia akan mati dalam keadaan berdosa. saya sependapat dengan dia dalam hal ini, serentak pula saya takut bahwa saya akan mati dalam keadaan berdosa dan tidak layak untuk bertemu dengan Tuhan.
lepaskan semuanya, saya ingin membahas ketakutan masa muda. apa yang kamu takutkan hai orang muda? tidak disukai? tidak mempunyai jodoh? tidak mempunyai teman dan orang yang memperhatikan kita? saya selalu membaca dalam status facebokok teman-teman yang isinya ialah keluhan, hampir 90% menulis tentang ketakutan dan keluhan. keluhan? bukan kah keluha adalah bentuk lain dari ketakutan banhwa harapan saya tidak sejalan dengan apa yang saya perkirakan? bukankah keluhan lahir dari kekecewaan dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi?
banyak nasihat bijak yang mengatakan untuk menikmati hari ini saja besok ada kesusahannya sendiri. tiap-tiap hari, masing-masing kesusahan. kalau ada yang bertanya apa yang paling saya takutkan, saya akan menjawab: saya takut bahwa saya putus harapan dan kehilangan idealisme pribadi.
entah mengapa, bagi saya uang, harta, hiburan kini tidak pernah mengisi kesepian hidup. entah mengapa hiburan di sekitarku menjadi sebuah tipuan sesaat; entah mengapa semua orang sepertinya menikmati keadaan yang lebih baik dari saya? entah mengapa semua orang seperti menikamti hidupnya dan saya tidak?
saya kira, ketakutan macam apapun dan dalam wujud apapun tidak akan membuat saya malu untuk berjalan terus, ia tidak akan mematahkan kaki saya untuk maju. ketakutan mungkin seperti bayang yang berjalan beriringan, tetapi jangan lupa bahwa ada banyak potensi dalam diri yang selalu memmampukan kita untuk melawan ketakutan.
saya kira kecemasan macam ini adalah kecemasan orang bodoh. karena saya bodoh saya mengungkapkannya. namun, untuk apa saya takut? hidup adalah revolusi: merombak dan membentuk, manusia terlalu hebat untuk adaptif, terlalu untuk bisa berkelit dari semua problema, ia diciptakan untuk menjawab tantangan dunia, ia bukan penikmat tetapi ia perpanjangan tangan pencipta, manusia hadir untuk menciptakan situasi.
aku cinta damai, cinta wanita, cinta keindahan, maka aku mencintai semuanya, untuk apa aku takut, tak ada uang? hahaha uang adalah pelacur universal. hahaha aku tidak mau uang menjajah aku, aku tidak mau ia berkuasa, ia memang bukan segalanya, tapi dengan uang pada zaman sekarang semuanya mungkin hahahaha....coretan ini gila,